Nama eliano reijnders mendadak menjadi buah pembicaraan pengamat sepak bola tanah air dan dunia.
karena transfer perpindahhnya ke persib bandung.

Baca juga : Lebih dekat sosok brigjen tni Muhammad nas
Baca juga : gaya penampilan artis di demo DPR
Baca juga : Persib bandung los galatiocos indonesia
Baca juga : Kombes Pol. Rantau brimob terbuka dan berani
Baca juga : Penyerangan kampus unisba dan unpas
Kehadirannya di Maung Bandung dipandang istimewa, sebab Eliano datang dengan latar belakang panjang sebagai produk akademi Eropa, pengalaman bermain di level Eredivisie Belanda, serta statusnya sebagai pemain naturalisasi Timnas Indonesia sejak 2024. Bagaimana perjalanan Eliano hingga akhirnya mendarat di Bandung memperlihatkan semakin eratnya hubungan antara sepak bola Indonesia dengan para pemain diaspora.
Latar Belakang Keluarga dan Awal Kehidupan
Eliano lahir pada 23 Oktober 2000 di Tampere, Finlandia. Ayahnya berasal dari Belanda, sementara sang ibu memiliki darah Indonesia dari Maluku. Ikatan darah inilah yang kelak membuka jalan baginya untuk mendapatkan kewarganegaraan Indonesia.

http://www.junedoughty.com
Sejak kecil, Eliano tumbuh dalam lingkungan yang dekat dengan sepak bola. Ayahnya aktif memperkenalkan olahraga ini kepada anak-anaknya. Sang adik, Tijjani Reijnders, bahkan melesat lebih dulu menjadi salah satu gelandang muda paling menjanjikan di Eropa, hingga pada 2024 resmi berseragam Manchester City. Hubungan kakak-adik ini sering dibandingkan dengan pasangan pesepakbola terkenal lain seperti Eden dan Thorgan Hazard, atau Granit dan Taulant Xhaka.
Meski karier Tijjani lebih mencolok, Eliano tidak kehilangan identitasnya sendiri. Ia dikenal sebagai pribadi pekerja keras, sabar, dan selalu mau belajar. Hal inilah yang membuatnya bertahan di sistem akademi Belanda cukup lama, meskipun jalan menuju ketenaran tidak selalu mulus.
Karier di PEC Zwolle

Eliano memulai karier profesionalnya di akademi PEC Zwolle, salah satu klub Eredivisie yang dikenal rajin melahirkan talenta muda. Ia menembus tim senior pada tahun 2018, saat usianya baru 18 tahun.
Selama tujuh tahun di Zwolle, Eliano tampil dalam lebih dari 100 pertandingan resmi di berbagai kompetisi. Catatannya memang bukan sebagai pencetak gol ulung, sebab ia berposisi sebagai bek sayap kanan. Namun kontribusinya lebih terlihat dalam transisi permainan, pressing tinggi, serta kemampuan overlap yang membuka ruang bagi rekan setim di lini depan.
Musim 2022/2023, ia sempat dipinjamkan ke Jong Utrecht (tim muda FC Utrecht yang bermain di kasta kedua Belanda). Di sana, Eliano mendapatkan menit bermain reguler dan mengasah mental kompetitif. Pengalaman ini membentuknya menjadi pemain yang lebih matang secara taktik dan disiplin dalam bertahan.
Proses Naturalisasi
Kisah Eliano berlanjut saat PSSI gencar melakukan program naturalisasi pemain diaspora untuk memperkuat Timnas Indonesia. Melalui jalur keturunan, Eliano memiliki kesempatan legal untuk menjadi WNI. Proses administrasi berjalan relatif cepat, dan pada 30 September 2024, ia resmi disumpah sebagai Warga Negara Indonesia.

Bagi Eliano, keputusan ini bukan sekadar formalitas karier, melainkan juga bentuk penghormatan terhadap darah Indonesia dari sang ibu. Dalam beberapa wawancara, ia mengaku merasa bangga bisa membawa nama Indonesia, sekaligus ingin memberi kontribusi nyata pada sepak bola nasional.
Meski belum langsung jadi pilihan utama di skuad Garuda, Eliano mendapat kepercayaan tampil dalam laga uji coba internasional. Dari situ, publik mulai menilai kualitasnya: tenang dalam duel satu lawan satu, cepat menutup ruang, dan tak segan maju membantu serangan.
Gaya Bermain: Bek Sayap Modern
Untuk memahami peran Eliano di lapangan, perlu dilihat gaya bermainnya. Ia adalah bek sayap modern, artinya tidak hanya bertugas menjaga area pertahanan, tetapi juga aktif naik membantu serangan.
Kelebihannya antara lain:
- Kecepatan dan stamina: Eliano mampu menyisir sisi kanan sepanjang 90 menit.
- Duel bertahan: Cukup agresif dalam merebut bola, terutama lewat tekel sliding.
- Distribusi bola: Meski bukan playmaker, ia bisa mengirim crossing akurat ke kotak penalti.
- Fleksibilitas posisi: Pernah dimainkan sebagai winger kanan, membuatnya punya insting menyerang lebih baik.
Namun ada pula kelemahan yang masih harus dibenahi:
- Kadang terlalu maju sehingga meninggalkan celah di belakang.
- Belum sepenuhnya konsisten dalam menghadapi lawan dengan kecepatan tinggi.
- Butuh adaptasi cepat dengan gaya permainan Liga 1 yang lebih fisikal dan intens.
Meski begitu, kombinasi pengalamannya di Eropa dan darah mudanya memberi keuntungan tersendiri bagi Persib.
Transfer ke Persib Bandung

Momen penting datang pada 31 Agustus 2025, ketika Persib Bandung secara resmi mengumumkan kedatangan Eliano Reijnders. Klub yang bermarkas di Stadion Si Jalak Harupat itu mengikatnya dengan kontrak dua tahun hingga 2027.
Rekrutmen ini bukan langkah kebetulan. Pelatih Bojan Hodak menilai Persib butuh tambahan kedalaman di sisi kanan pertahanan. Dengan jadwal padat Liga 1 dan kemungkinan tampil di kompetisi Asia, Persib tak bisa hanya mengandalkan stok pemain lokal. Eliano dipandang cocok karena punya pengalaman Eropa, fisik tangguh, serta status sebagai pemain lokal (naturalisasi) sehingga tidak membebani kuota asing.
Manajemen Persib pun menegaskan bahwa transfer ini adalah bagian dari strategi membangun tim yang lebih kompetitif. Tak heran, kedatangan Eliano disambut hangat bobotoh, basis suporter Persib yang terkenal fanatik.
Dampak untuk Persib Bandung
Kehadiran Eliano membawa beberapa dampak strategis:
- Stabilitas lini belakang
Persib kini punya opsi lebih kaya di sektor kanan. Ia bisa bersaing sehat dengan pemain lokal lain, sekaligus memberi variasi taktik. - Peningkatan kualitas serangan sayap
Dengan overlap-nya, Persib bisa membangun skema serangan yang lebih variatif, terutama jika dikombinasikan dengan winger cepat. - Efek psikologis bagi tim
Transfer ini menunjukkan keseriusan Persib dalam mendatangkan pemain dengan kualitas internasional, sekaligus memberi semangat tambahan bagi rekan setim. - Peningkatan eksposur
Statusnya sebagai saudara kandung Tijjani Reijnders, bintang Manchester City, membuat media internasional ikut melirik. Hal ini secara tak langsung menguntungkan Persib dari sisi branding.
Eliano dan Ikatan Emosional dengan Indonesia
Eliano sendiri mengakui bahwa bermain di Indonesia adalah semacam “pulang kampung.” Meski lahir dan besar di Eropa, darah Maluku dari sang ibu membuatnya merasa punya tanggung jawab moral. Kakeknya pernah tinggal di Jakarta, sehingga keluarga Reijnders tidak asing dengan kultur Nusantara.

Langkahnya bergabung dengan Persib sekaligus menjadi simbol kembalinya para diaspora ke tanah leluhur. Ia mengikuti jejak beberapa pemain naturalisasi lain yang memutuskan merumput di Liga 1, bukan hanya untuk berkarier tetapi juga mendekatkan diri dengan masyarakat Indonesia.
Meski penuh harapan, perjalanan Eliano di Indonesia tidak akan mudah. Beberapa tantangan yang akan ia hadapi antara lain:
- Adaptasi iklim dan cuaca – Bermain di Eropa yang cenderung sejuk berbeda dengan panas dan lembapnya cuaca di Indonesia.
- Tekanan suporter – Bobotoh dikenal sangat vokal. Ekspektasi tinggi bisa jadi pedang bermata dua.
- Gaya permainan Liga 1 – Lebih keras, fisikal, dan tidak selalu rapi seperti di Eredivisie. Butuh waktu untuk menyesuaikan diri.
- Persaingan internal – Persib bukan klub kecil. Ia harus bersaing ketat dengan pemain lain untuk mendapat tempat utama.