TRAGEDI1998 JILID 2 TAHUN 2025 #IND0NESIA GELAP

Heboh Seruan Demo 25 Agustus Besok di DPR, Siapa Penanggung Jawabnya?

Masih ingatkah tragedi tahun 1998 disaat mahasiwa semua turun ke jalan menuntut keadilan.
akan kah tragedi tahun 1998 terulang kembali jilid 2 di tahun 2025.

Baca juga : kisah Jendral Sudirman panglima besar
Baca juga : Imam Bonjol Pahlawan Nasional Perang Padri
Baca juga : Paham komunis Solusi atau ancaman bagi masyarakat modern?
Baca juga : Negara Komunis dan Diktator Brutal 2025: Analisis, Fakta, dan Contoh Penerapan
Baca juga : Kenapa Paham Komunis Ditolak?

1. Apa itu Demo Mahasiswa 2025?

Demo mahasiswa 2025 adalah rangkaian unjuk rasa nasional yang dipimpin mahasiswa, terutama melalui Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). Gerakan ini bermula sejak 17 Februari 2025 dan kemudian menyebar ke berbagai kota besar di Indonesia.
Gerakan ini dikenal dengan nama “Indonesia Gelap”, istilah yang muncul dari rasa frustrasi mahasiswa terhadap kondisi demokrasi, ekonomi, dan kebijakan pemerintah yang dianggap menindas rakyat. Nama itu kemudian viral di media sosial sebagai simbol perjuangan generasi muda.

Mengapa disebut “Indonesia Gelap”?

Istilah Indonesia Gelap lahir dari simbolisasi keadaan negara yang dianggap “terang” di permukaan, tetapi sebenarnya sedang menuju kegelapan.

Mahasiswa menilai pemerintah sedang:

  • Menekan demokrasi melalui kebijakan yang menghidupkan kembali peran militer dalam sipil.
  • Mengorbankan pendidikan dan kesehatan demi program populis yang dinilai tidak tepat sasaran.
  • Mengabaikan kepentingan masyarakat adat, petani, dan buruh.

Apa pemicu utama demo mahasiswa 2025?

Live Streaming Demo Hari Ini di Jakarta dan Kota Lain 24 September

Ada beberapa pemicu yang langsung menyulut amarah mahasiswa:

  1. Instruksi Presiden (Inpres) No. 1 Tahun 2025
    Menginstruksikan efisiensi anggaran hingga Rp306 triliun. Pemangkasan itu berimbas ke berbagai sektor publik seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Mahasiswa menilai kebijakan ini mengorbankan masa depan bangsa.
  2. Pengurangan anggaran pendidikan
    Meski pemerintah menyatakan anggaran pendidikan tetap aman, publik menemukan indikasi pemangkasan dialihkan untuk membiayai program makan bergizi gratis. Program ini dinilai “populis” dan tidak menyelesaikan akar masalah pendidikan.
  3. Rencana revisi UU TNI
    DPR dan pemerintah membahas undang-undang yang memperluas ruang militer di jabatan sipil. Banyak pihak menilai ini adalah kembalinya dwifungsi ABRI, yang sudah ditinggalkan sejak Reformasi 1998.
  4. Kebijakan ekonomi dan proyek strategis
    Proyek infrastruktur berskala besar dinilai hanya menguntungkan investor dan merugikan masyarakat adat serta petani.

Kapan dan di mana aksi terjadi?

  • Gelombang pertama:
    • 17 Februari 2025 → Long march di Jakarta, dari Taman Ismail Marzuki (Cikini) menuju Monas.
    • 20 Februari 2025 → Aksi puncak di depan Istana Negara.
  • Gelombang kedua (Maret 2025):
    • Terjadi di berbagai kota, melibatkan mahasiswa dan masyarakat sipil.
    • Diwarnai bentrokan dengan aparat, pembakaran ban, dan aksi teatrikal.
  • Gelombang lanjutan (April–Agustus 2025):
    • Demonstrasi berlanjut dengan skala menengah.
    • Ada rencana aksi besar pada 25 Agustus 2025 di DPR RI dan Pati, Jawa Tengah.
Banyak Poster Lucu Saat Demo Mahasiswa, Ini Pandangan Saya

http://www.junedoughty.com

Siapa saja yang terlibat?

  • Mahasiswa: BEM SI sebagai penggerak utama, didukung berbagai BEM kampus di seluruh Indonesia.
  • Aktivis dan masyarakat sipil: termasuk kelompok perempuan, organisasi lingkungan, dan masyarakat adat.
  • Serikat buruh: ikut mendukung isu reforma agraria dan perlindungan tenaga kerja.
  • Tokoh mahasiswa: salah satunya Herianto, aktivis BEM SI, yang muncul sebagai figur publik.

7. Bagaimana jalannya aksi di lapangan?

Represi: puluhan mahasiswa ditangkap, beberapa jurnalis yang meliput juga ikut diamankan.

Aksi damai: orasi, long march, teatrikal, membentangkan spanduk kritik.

Eskalasi bentrokan: terjadi saat polisi membubarkan massa dengan gas air mata. Mahasiswa membalas dengan molotov dan pembakaran ban.

Adakah korban jiwa?

Sejauh catatan media internasional dan lokal:

  • Ratusan mahasiswa luka-luka akibat gas air mata, pukulan aparat, dan benturan fisik.
  • Puluhan ditangkap di berbagai kota.
  • Beberapa jurnalis ikut mengalami intimidasi.
    Tidak ada laporan resmi tentang korban meninggal, tetapi trauma fisik dan psikologis cukup besar.

Apa dampak sosial-politik dari demo ini?

a. Politik

  • Menjadi peringatan keras bagi pemerintah tentang resistensi rakyat terhadap kebijakan populis dan otoritarian.
  • Mendorong perdebatan soal peran militer dalam sipil.

b. Sosial

  • Muncul kesadaran generasi muda soal pentingnya demokrasi.
  • Hashtag seperti #IndonesiaGelap dan #KaburAjaDulu menjadi tren, yang terakhir menandai frustrasi anak muda ingin mencari hidup di luar negeri.

c. Internasional

  • Media global (Reuters, FT, The Guardian, The Australian) menyoroti krisis demokrasi di Indonesia.
  • Beberapa organisasi HAM internasional memberi peringatan soal potensi kembalinya otoritarianisme.

Apakah gerakan ini berhasil?

Secara politik, gerakan ini:

  • Berhasil memaksa mundurnya Menteri Pendidikan.
  • Menjadi pusat perhatian publik internasional.
    Namun, sebagian besar tuntutan, terutama soal pembatalan UU TNI, belum terpenuhi.

Gerakan mahasiswa masih berlanjut hingga Agustus 2025, menandakan perjuangan ini tidak berhenti pada satu momentum.

Bagaimana prospek gerakan mahasiswa ke depan?

5.626 Personel Gabungan Dikerahkan untuk Amankan Aksi Demo Mahasiswa di  Jakarta

Demo 2025 dipandang sebagai tonggak baru perlawanan mahasiswa pasca Reformasi 1998. Dengan kombinasi aksi jalanan + kampanye digital, mahasiswa membuktikan bahwa mereka mampu menjadi motor kritik sosial-politik.

Ke depan, gerakan ini diperkirakan akan:

  • Menguat dalam bentuk koalisi lintas sektor (mahasiswa, buruh, petani, masyarakat adat).
  • Terus menekan pemerintah dalam isu demokrasi dan keadilan sosial.
  • Beradaptasi dengan strategi advokasi digital agar suara mereka tetap bergema meski menghadapi represi.

Selain di jalanan, mahasiswa juga menguasai ruang publik digital dengan kampanye daring, menjadikan tagar-tagar protes trending.
Aksi ini menjadi salah satu gerakan mahasiswa terbesar setelah Reformasi 1998, dengan partisipasi ribuan mahasiswa di Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar, hingga Solo.

About The Author

Nama saya Juna, tapi teman-teman manggil sayaJunebug. Sayamenulis tentang hidup sehari-hari dengan sentuhan kreativitas, produktivitas ringan, dan kebiasaan kecil yang bisa bikin hari kita lebih hidup.

More From Author